Dahulu
kala ada sepasang ular yang hidup di hutan petungkriyono. Ular betina sedang
bunting. Namun, tidak seperti biasa yang terjadi, Si Ular Jantanlah yang
mengidam. Mengidamnya pun tidak tangung-tanggung yaitu mengidam manusia. Di
pemukiman yang jauh dari hutan ada seorang kyai yang memiliki pondokan. Sang
Kyai heran mengapa satu per satu santrinya menghilang. Lalu sang Kyai
memutuskan mencari tahu penyebab hilangnya santri-santri yang dididiknya.
Singkat cerita Sang Kyai tahu jika para santrinya dimakan oleh Si Ular Jantan.
Agar tidak lagi terulang Sang Kyai membunuh Si Ular Jantan. Si Ular Jantan
dilempar oleh Sang Kyai yang sakti, kini tempat dilemparnya Si Ular Jantan itu
disebut Sawah Picis.
Si Ular Betina kebingungan mencari
suaminya, Si Ular Jantan. Tempat Si Ular Betina yang sedang kebingungan itu
kini menjadi Dusun Garung. Si Ular Betina berusaha mencari suaminya berjalan
mondar-mandir, kini tempat itu disebut Kliweran. Si Ular Betina yang
kebingungan akhirnya sampai di Telaga Mangunan dan melahirkan. Anak ular
tersebut dinamai Baruklinting. Si Ular betina mengajak Baruklinting ke Telaga
Lumbu dan menanam pohon Serak disitu. Ibu Baruklinting memebri wasiat kepada Baruklinting untuk tidak meninggalkan
tempat tersebut sebelum kayu serak yang ditanam sang ibu itu besar. Padahal,
sesungguhnya kayu serak itu tidak akan pernah bisa tinggi. Hal itu dimaksudkan
agar Baruklinting tidak meninggalkan tempat itu. Inilah awal mitos yang
berkembang di masyarakat bahwa air terjun Telaga Lumbu yang ada di Desa Curugmuncar
ditunggu oleh siluman. Siluman tersebut ialah Baruklinting yang konon pernah
pergi meninggalkan Curug Telaga Lumbu untuk mencari ayahnya yang telah meningal.
Konon perwujudan Baruklinting ini seperti manusia bersisik. Itulah sebabnya
penduduk Desa Curugmuncar sering member wejangan kepada wisatawan yang datang
agar senantiasa menjaga tingkah laku dan kesopanan apabila mengunjungi air
terjun.
kontak pesan homesty permuahan :0823 2483 9971
ReplyDelete