Asal Usul

    Apabila anda tiba di Desa Curugmuncar mungkin anda akan bertanya-tanya, siapakah gerangan yang memulai kehidupan di tempat terpencil ini?. Pertanyaan itu tidaklah berlebihan mengingat Desa Curugmuncar berada di antara bukit-bukit hamparan hutan. Apalagi jalan menuju Desa ini membelah hutan belantara selama kurang lebih 1,5 jam  menggunakan pick up dari pasar Doro yang merupakan pusat keramaian terdekat.
            Alkisah pada zaman dahulu kala, Desa Curugmuncar merupakan kawasan hutan lindung yang terletak di Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Dikarenakan peperangan dengan penjajahan, membuat sepasang suami istri mengungsi/melarikan diri ke hutan tersebut. Sejatinya manusia memerlukan makan untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Sepasang manusia di tempat baru tersebut memulai hidup baru dengan membuka lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dan karena kodratnya manusia memenuhi naluri untuk berkembang biak. Dai yang awalnya sepasang menjadi banyak. Akhirnya, wilayah yang tadinya merupakan hutan menjadi sebuah desa. Desa tersebut dinamakan Desa Curugmuncar dikarenakan pada sebelah selatan dari wilayah itu terdapat air terjun, yang dalam bahasa setempat disebut curug, yang muncar-muncar, sehingga dinamailah desa tersebut dengan nama Desa Curugmuncar.  Berdasarkan penuturan warga, pendiri Desa Curugmuncar adalah Mbah Lutung. Makamnya berada di samping pohon paling besar di Desa Curugmuncar  yaitu Pohon Kintung.
Tidak seperti sekarang ini yang terdiri dari dua dusun. Awalnya hanya ada satu dusun saja yakni Curugmuncar. Namun, Bersamaan dengan bertambahnya penduduk, mereka memperluas wilayah desa dengan menambah satu dusun dengan lokasi lebih atas. Pada tahun 1950 didirikanlah 1 dusun lagi dengan nama dusun Watugajah karena di wilayah tersebut ada batu yang hampir menyerupai gajah. Konon juga di dusun ini sering tedengar sayup-sayup suara gajah.

1 comment: