Profil

Desa Curugmuncar yang berada di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan sebenarnya bukan Desa yang besar apalagi ramai. Meski demikian desa yang berada di lembah perbukian kaki Gunung Rogojambangan ini memiliki keindahan alam yang memikat. Selain perbukitan yang mengelilinginya berupa hamparan hutan hujan tropis yang eksotis, juga dari sela-sela perbukitan tersebut mengalir, setidaknya, tujuh air terjun.
Pemukiman penduduk adalah tempat yang pertama kali kita lalui apabila melakukan perjalanan berburu ketujuh air terjun yang ada. Tipe pemukiman penduduk yang mengelompok dan bersusun-susun menyesuaikan kontur tanah tidak terlalu dekat dengan ladang dan hutan. Namun, dari pemukiman tersebut apabila mata memandang ke arah tebing maka tampaklah 3 dari 7 air terjun di kejauhan. Salah satu air terjun yang tampak itu merupakan air terjun tertinggi dan terbesar yaitu air terjun Curugmuncar. Air terjun ini dapat ditempuh hanya dalam waktu 45 menit.
Tujuh air terjun yang ada yaitu air terjun Kalibanteng, air terjun Telagalumbu, air terjun Curuglawe, air terjun Curugmuncar, air terjun Curugmati, air terjun Curugceret dan air terjun Curugpitu. Namun tidak semua air terjun itu dapat dicapai dengan mudah karena ketiadaan jalan setapak yang bisa dilewati. Jalan setapak yang paling mudah ditempuh adalah jalan setapak yang menuju air terjun Curugmuncar. Jika wisatawan ingin berburu air terjun yang lain hendaknya menyiapkan tenaga ekstra untuk menemukan rute jalan setapak yang samar-samar karena jarang dilewati. Bahkan untuk mencapai air terjun Telagalumbu wisatawan harus merayap pada pinggir-pinggir tebing yang lumayan cadas. Perjalanan berburu air terjun tersebut tidak akan terasa berat karena selama perjalanan wisatawan akan disuguhi pemandangan indah berupa hutan pinus dan hutan hujan tropis yang eksotis. Hutan tersebut dihuni oleh flora dan fauna yang memikat seperti pohon-pohon besar serta aneka satwa. Bila beruntung wisatawan dapat menyaksikan Elang Jawa yang kini keberadaanya semakin langka, terbang di kejauhan. Selama perjalanan kita juga bisa belajar pada alam mengenai pentingnya keseimbangan melalui mekanisme ekosistem yang berlaku. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran untuk menjaga kelestarian alam. Setelah mencapai air terjun, wisatawan bisa mandi dengan air segar dan dingin yang berasal dari air terjun. Konon apabila kita mandi sebanyak 3 kali di air terjun Curumuncar maka keinginan atau cita-cita kita akan segera terwujud.
Apabila wisatawan mengunjungi Desa curugmuncar untuk berburu air terjun disarankan untuk menginap. Hal ini karena apabila wisatawan menempuh perjalanan pulang menjelang senja, wisatawan akan melewati hutan belantara yang gelap untuk menuju Kecamatan Doro sebelum menempuh jalan pulang. Dan jika wisatawan tidak menggunakan kendaraan pribadi, tidak akan bisa melakkan perjalanan wisata sekali jalan karena sarana transpotasi yang ada trayeknya hanya sekali dilalui dalam satu hari. Ada tiga alternatif yang bisa dipilih wisatawan untuk menginap yang pertama menggunakan fasilitas homestay yang tersedia di Desa. Homestay tersebut berada ditengah-tengah pemukiman penduduk sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman. Yang kedua tinggal di rumah penduduk yang bisa ditentukan setelah berunding dengan perangkat desa. Pilihan ini memungkinkan wisatawan menyaksikan kegiatan warga yang cukup eksotis seperti memasak nasi jagung, membuat kerupuk santir, atau memetik cengkeh ketika musim panen. Alternatif terakhir yaitu mendirikan tenda atau berkemah beramai-ramai dengan rombongan di camping ground yang disediakan tidak jauh dari air terjun. Apabila wisatawan memilih berkemah maka saat langit malam cerah wisatawan akan disuguhi pemandagan yang sangat memukau, langit bertaburan bintang-bintang gemerlap.
Kegiatan ekowisata ini dapat dilakukan sendiri atau dengan dipandu oleh penduduk lokal.

1 comment:

  1. yang mau pesan homesty perumahan bisa hub :
    o823 2483 9971

    ReplyDelete